Senin, 18 Januari 2016

Pebase Kite Dusun (Peribahasa Jeme Kite Dusun)

Aik dik keghuh, ikan dapat  (Air tidak keruh, ikan didapat = Siatuasi tetap tenang, tujuan yang dimaksudkan tercapai)

Payah di tulang lemak di dulang (Payah di tulang enak di meja makan = Siapa giat bekerja pasti enak makannya)


Biawak digiring kayik, gajah digiring ke beghemban (Biawak digiring ke sungai, gajah digiring ke kubangannya = Orang yang sudah mau disuruh pula, tentulah mau melaksanakan apa yang diperintahkan kepadanya)

Calak ikuk kebau (Cerdik seperti ekor kerbau = Merasa cerdik pandai, namun pada hakikatnya merugikan dirinya sendiri)

Dululah beketik tighah beteluw (Lebih dahulu bersuara baru bertelur = Orang atau kaum yang selalu gembar-gembor terhadap sesuatu yang perlu dirahasiakan)

Dikde dimakan siku (Tidak memakai ukuran = Pembicaraan atau perbuatan seseorang yang tidak pada tempatnya)

Gurah-gurah mate ketam (Goyang seperti mata kepiting = Kelihatannya longgar atau goyang, tapi sebenarnya kuat atau kokoh)

http://affiliate.cloap.net/?a_aid=03d9f75f
Kelintuk ulagh ijang (Terkulai seperti ular hijau = Perangai yang lemah lembut atau seolah-olah tidak membahayakan, sebenarnya sangat membahayakan, bahkan dapat membunuh)

Kambing mati kebendun masih = Arang habis besi binasa

Luk bubu ngah aik (Seperti bubu dengan air, air bilang “saya masuk bubu”, bubu bilang “saya masuk air” = Dua orang yang bertengkar sesuatu masalah yang masing-masing merasa benar, dan keduanya sama-sama benar)

Luk itik ngah ayam (Seperti itik dan ayam, itik hendak ke air sedangkan ayam hendak ke darat = Dua orang yang tak pernah sepaham dan berlainan kehendak)

Luluk setue ndepat baning (Seperti macan menemukan ‘baning’ = Orang yang menemukan sesuatu benda, tetapi tidak tahu apa gunanya atau bagaimana menggunakannya, tak tahu apa yang harus dilakukan)
** Baning(base dusun) = Trenggiling (indonesia)

Cari Hotel Murah ?
Luk ayam takut ngah elang (Seperti ayam takut dengan elang = Seseorang yang sangat takut dengan seseorang, entah orang tuanya, atasannya, atau memang musuhnya)

Luk Belande mintak tanah (Seperti orang Belanda minta tanah = Orang atau kaum yang sangat serakah, sudah diberi masih minta lagi dan minta lagi)

Luk lepang ngah deghian (Seperti timun dengan durian, nabrak hancur, ditabrak berantakan = Yang lemah melawan yang kuat, rakyat kecil berhadapan dengan penguasa atau orang kaya)

Lah umban bambab tangge (Sudah jatuh ditimpa tangga = Sudah rugi ditimpa kerugian lain pula)

Mintak sisik ngah keli (Minta sisik dari ikan lele = Minta sesuatu atau pertolongan kepada orang yang tak mampu, baik dari segi materi maupun tanaga dan usaha)

Mintak padi tengkiang penuh (Minta padi, padahal lumbung padinya penuh = Orang yang serakah, sudah kaya masih minta, kadangkala bernada menghina)

Mecah bake (Berlainan dari kebiasaan)

Nafsu kecik tulang dianggit, awak nderake sedut payah (Kemauan kecil, pisik lemah, sudah miskin, tak mau payah alias malas bekerja = Mencerminkan orang yang kurang kemauan dalam suatu usaha atau perjuangan, tak ada kemungkinan untuk maju)

Nebang nangke betanam mbughak (Menebang pohon nagka lalu menanam bijinya = Mengharap air di langit, air di tempayan dibuang = Mengharap sesuatu yang belum pasti, lah sudah ada di tangan dibuang)

Netak semban (Memotong kain ambinan = Dua orang bersaudara yang memutuskan hubungan adik beradik)

Ngupat kain dipakai (Mencela kain yang sedang dipakai = Menjelekkan pakaian, keluarga, atasan, organisasi sendiri, yang berarti menjelekkan diri sendiri)

Saghak adak sebandung dikde (Bercerai tidak rukun pun tidak = Suami isteri yang tidak bercerai, tetapi tidak tinggal dalam satu rumah)

pelumas kendaraan
Tulangan lidah (Lidah terkena tulang ikan = Seseorang yang sudah kebagian rezeki yang tidak halal, seperti hasil korupsi, sehingga terpaksa diam atau pura-pura tidak tahu)

Te entak ke ghuang dangkal (Bertemu bagian buah yang sedikit isinya = Mendapat bagian yang sedikit karena gersang dsb)

Te entak ke ghuang lunak (Bertemu bagian buah yang banyak isinya = Mendapat bagian yang banyak atau enak)











numpang nyadur sandi http://kepemimpinanmeraje.blogspot.com

Tidak ada komentar:

Posting Komentar